Minggu, 08 Februari 2015

Ketika TAKDIR pun BERKATA



Boleh dikata kedatanganku ke kota ini tak lebih dari sebuah "pelarian". Tapi justru karena itu, mungkin malah bertahun-tahun aku akan menetap di kota ini.

Ya, Kota Tarakan. Kota kecil yang berbentuk sebuah pulau di ujung utara pulau kalimantan yang minim hiburan tapi penuh dengan bisnis dan usaha. Aku harus bersahabat dengan kota ini supaya kerasan. Sedikit demi sedikit mulai mengikhlaskan, mulai menerima dan menjalani sebuah skenario Tuhan yang bernama "TAKDIR".

TAKDIR
Dari mulai ketrima sebagai staff di sebuah perusahaan penerbangan ternama, hingga akhirnya mengikuti serangkaian tes cpns yang ikutnya setengah hati dan galau tak berujung, dan alhamdulillah lagi-lagi TAKDIR berkata aku diterima menjadi salah satu cpns di kota ini. Aku harus bagaimana? mungkin jawaban yang paling bijak, aku harus mengikuti TAKDIR yang memang sudah direncanakan Allah dengan jalan tak terduga, bismillah semoga ini memang yang terbaik.

Awalnya aku tak setuju dengan TAKDIR, bahkan hingga saat ini, hatiku pun belum bersahabat dengan TAKDIR yang harus kujalani. Tapi mengikhlaskan dan mengusahakan yang terbaik adalah pilihan yang harus dilakukan. "Bukankah Allah bersama prasangka baik hambanya?" dan aku perlu percaya "Nikmat TuhanMu yang manakah yang kau dustakan?"

Dan ketika TAKDIR pun BERKATA, IKHLAS dan TAWAKKAL adalah jawabannya.
Proud to ALLAH, ALLAH will give best for me.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar